Thursday, 4 December 2014

SEJARAH ORDO KSATRIA TEMPLAR

TENTERA SALIB
 

Akar Masonry dapat ditelusuri hingga ke Perang Salib melawan Muslim yang dimulai oleh Paus Urban II.
Umumnya ahli sejarah beranggapan bahwa Freemasonry berawal mula dari Perang Salib. Meskipun Masonry baru terbentuk dan diakui secara rAsmi di Inggris pada awal abad ke-18, sebenarnya organisasi tersebut mengakar jauh hingga ke Perang Salib di abad ke-12. Di pusat kisah yang umum dikenal ini terdapat suatu ordo tentara salib yang dinamakan Ksatria Templar atau para Templar.
Betapapun banyaknya yang berkeras bahwa Perang Salib adalah ekspedisi militan yang dilakukan atas nama iman Kristian, pada dasarnya keuntungan materialah yang menjadi tujuannya. Pada period Eropah dilanda kemiskinan dan kesengsaraan yang berat, kemakmuran dan kekayaan bangsa Timur, terutama bangsa Muslim di Timur Tengah, menarik perhatian bangsa Eropah. Walaupun menggunakan wajah agama, dan dihiasi dengan simbol-simbol Kristian, gagasan Perang Salib sebenarnya lahir dari hasrat akan keuntungan duniawi. Inilah yang menyebabkan perubahan tiba-tiba dari kebijakan cinta damai sebelumnya di kalangan Kristen Eropa pada period awal sejarah mereka, kepada agresif militan.

Pejuang-pejuang salib membawa malapetaka ke Jerusalem. Lukisan abad pertengahan di atas menggambarkan beberapa adegan mengerikan yang terjadi.
Pengagas Perang Salib adalah Paus Urban II. Pada tahun 1095, ia menyelenggarakan Konsili Clermont, di mana doktrin Kristian sebelumnya yang cinta damai ditinggalkan. Perang suci diserukan, dengan tujuan untuk merebut tanah suci dari tangan bangsa Muslim. Sebagai tindak lanjut dari pertemuan konsili, dibentuklah pasukan Pejuang Salib yang amat besar, terdiri dari para tentara, dan puluhan ribu rakyat biasa.
Para ahli sejarah percaya bahwa usaha Urban II didorong oleh keinginannya untuk merintangi pencalonan seorang pesaingnya dalam upacara tertinggi paus. Sedangkan di balik sambutan penuh semangat dari para raja, pangeran, dan bangsawan Eropah atas seruan Paus, tujuan mereka pada dasarnya bersifat keduniaan. Sebagaimana diungkapkan oleh Donald Queller dari Universiti Illinois, “Ksatria-ksatria Perancis menginginkan lebih banyak tanah. Pedagang-pedagang Italia berharap untuk mengembangkan perdagangan di pelabuhan-pelabuhan Timur Tengah…. Sejumlah besar orang miskin bergabung dengan ekspedisi sekadar untuk melarikan diri dari kerasnya kehidupan sehari-hari mereka.”
1. Sepanjang jalan, masa yang serakah ini membantai banyak orang Muslim, dan bahkan Yahudi, dengan harapan untuk menemukan emas dan permata. Pejuang-pejuang salib bahkan membelah perut korban-korban mereka untuk menemukan emas dan batu-batu berharga yang mungkin telah mereka telan sebelum mati. Begitu besarnya keserakahan para pejuang salib akan harta, sehingga tanpa sesal mereka merompak kota Konstantinopel (Istanbul) pada Perang Salib IV, dan melucuti daun-daun emas dari lukisan-lukisan dinding Kristian di Hagia Sophia.

Pejuang-pejuang salib menebas semua yang hidup di tanah yang mereka taklukkan.
Setelah perjalanan yang panjang dan sulit, serta begitu banyak perampasan dan pembantaian orang-orang Muslim, gerombolan campur aduk yang disebut Pejuang Salib ini mencapai Jerusalem di tahun 1099. Ketika akhirnya kota itu jatuh, setelah pengepungan selama hampir lima minggu, para Pejuang Salib masuk. Mereka melakukan kebuasan hingga tingkatan yang jarang disaksikan dunia. Semua orang Muslim dan Yahudi di kota itu mati di ujung pedang. Dalam kajian seorang ahli sejarah, “Mereka membunuh semua orang Saraken dan Turki yang mereka temukan… baik lelaki maupun wanita.”
2. Salah seorang Pejuang Salib, Raymond of Aguiles, menyombongkan kekejaman ini:
Tampaklah pemandangan yang menakjubkan. Sebahagian orang-orang kami (dan ini lebih murah hati) memenggal kepala-kepala musuh; yang lainnya memanah mereka, sehingga berjatuhan dari menara-menara; yang lain lagi menyiksa lebih lama dengan melemparkan mereka ke dalam api. Timbunan kepala, tangan, dan kaki tampak di jalan-jalan kota. Orang harus mencari jalan di antara mayat-mayat manusia dan kuda. Tetapi ini belum apa-apa dibandingkan dengan apa yang terjadi di Kuil Sulaiman, tempat kebaktian keagamaan biasanya dinyanyikan… di dalam Kuil dan serambi Sulaiman, orang-orang berkuda berkubang darah hingga ke lutut dan tali kekang mereka.
3.Selama dua hari, pasukan Pejuang Salib membunuh sekitar 40.000 Muslim dengan cara yang sangat biadab.
4. Pejuang salib kemudian menjadikan Jerusalem ibukota mereka, dan membangun Kerajaan Latin yang membentang dari perbatasan Palestin hingga ke Antioch (Antakia).
Selanjutnya, para pejuang salib mulai berupaya untuk memperjuangkan posisinya di Timur Tengah. Untuk mempertahankan apa yang telah mereka bangun, mereka perlu mengaturkannya. Untuk itu mereka membentuk ordo-ordo ketenteraan, dalam bentuk yang belum pernah ada sebelumnya. Anggota ordo-ordo ini datang dari Eropah ke Palestin, dan tinggal di semacam biara, di mana mereka menerima latihan ketenteraan untuk memerangi orang Muslim.
Secara khususnya, salah satu dari ordo-ordo ini berbeda dengan yang lainnya. Ia mengalami transformasi yang akan memengaruhi jalannya sejarah. Namanya: Ordo Templar.
ORDO TEMPLAR

Ksatria Templar mengembangkan kepercayaan pagan dengan amalan keagamaan Kriatian hari ini.
Para Templar, atau lengkapnya, Tentara Miskin Pengikut Jesus Christ dan Kuil Sulaiman, dibentuk pada tahun 1118, dua puluh tahun setelah tentara salib merebut Jerusalem. Pendiri ordo ini adalah dua ksatria Perancis, Hugh de Payens dan Godfrey de St. Omer. Berawal dari sembilan anggota, ordo ini terus berkembang. Nama kuil Sulaiman dipakai karena mereka membangun asas di gunung kuil, yakni lokasi reruntuhan kuil tersebut. Di sini pula berdiri Dome of the Rock (Qubah As-Sakhrah) .
Para Templar menyebut dirinya “tentara miskin”, tetapi dalam waktu singkat mereka menjadi sangat makmur. Mereka mengawal penuh para peziarah Kristian yang berdatangan dari Eropah ke Palestin, dan menjadi sangat kaya dari wang para penziarah tersebut. Mereka pula yang pertama kali menyelenggarakan sistem cek dan kredit, menyerupai yang ada pada sebuah bank. Menurut penulis Inggris, Michael Baigent dan Richard Leigh, mereka membangun semacam kapitalisme abad pertengahan, dan merintis jalan menuju perbankan modern dengan transaksi mereka yang berbasis bunga.
5.Para Templar inilah yang paling bertanggung jawab atas serangan-serangan pejuang salib dan pembantaian bangsa Muslim. Karena itulah, komandan besar Islam Saladin(Shalahuddin Al Ayyubi), yang mengalahkan pasukan salib pada tahun 1187 pada Pertempuran Hittin, dan kemudian membebaskan Jerusalem, menghukum mati para Templar karena pembunuhan yang mereka lakukan, walaupun sebenarnya ia mengampuni banyak sekali orang Kristian. Namun, sekalipun kehilangan Jerusalem dan mengalami kekalahan besar, para Templar terus bertahan. Dan walaupun bangsa Kristian terus menyusut di Palestin, mereka meningkatkan kekuatan di Eropah dan, pertama di Perancis, kemudian di negara-negara lain, menjadi negara dalam negara.
Tidak diragukan lagi bahwa kekuatan politik mereka menyusahkan raja-raja Eropah. Tetapi ada segi lain dari para Templar yang segera mengganggu kalangan kependetaan: ordo tersebut sedikit demi sedikit telah menyeleweng dari iman Kristian, dan sewaktu di Jerusalem telah mengambil sejumlah doktrin mistik yang asing. Berkembang juga desas-desus bahwa mereka menyelenggarakan ritual-ritual aneh untuk memberi bentuk pada doktrin mereka.

Kesatria Templar yang melarikan diri dari Gereja diberi perlindungan oleh Raja Scot, Robert the Bruce.
Akhirnya, pada tahun 1307, Raja Perancis Philip le Bel memutuskan untuk menangkap anggota-anggota ordo ini. Sebahagiannya berhasil melarikan diri tetapi kebanyakan mereka tertangkap. Paus Clement V juga bergabung dalam pembersihan ini. Setelah period panjang interogasi dan pengadilan, banyak anggota Templar mengakui keyakinan ‘bidaah’ mereka, bahwa mereka menolak iman Kristian dan menghina Jesus dalam misi mereka. Akhirnya, para pemimpin Templar, yang dinamai “Imam Besar (Grand Master)”, mulai dari yang terpenting dari mereka, Jacques de Molay, dihukum mati pada tahun 1314 atas perintah Gereja dan Raja. Kebanyakan mereka disumbatkan ke dalam penjara, dan ordo tersebut tumpas dan secara resmi menghilang.
Segolongan ahli sejarah cenderung melukiskan sidang pengadilan para Templar sebagai konspirasi dari Raja Prancis, dan menggambarkan para kesatria itu tak bersalah atas segala dakwaan. Tetapi, cara interpretasi ini keliru dalam beberapa segi. Nesta H. Webster, ahli sejarah Inggris terkenal dengan begitu banyak mengetahui sejarah okultisme, menganalisis berbagai aspek ini dalam bukunya, Secret Societies And Subversive Movements. Menurut Webster, kecenderungan untuk melepaskan para Templar dari bidaah yang mereka akui dalam masa pengadilan tidak tepat. Pertama, selama interogasi, walau secara umum terjadi, tidak semua Templar disiksa:
Lagipula, apakah pengakuan mereka tampak seperti hasil imaginasi murni orang-orang yang disiksa? Tentunya sukar dipercaya bahwa cerita tentang upacara pembaiatan — yang disampaikan dengan rinci oleh orang-orang di berbagai negara, dituturkan dalam kalimat yang berbeda, namun semuanya saling menyerupai — merupakan karangan semata-mata. Jika para korban dipaksa untuk mengarang-ngarang, cerita mereka tentu akan saling bertentangan; segala macam ritual liar dan fantastik diteriakkan dengan penuh kesakitan untuk memenuhi tuntutan interogator mereka. Tetapi sebaliknya, masing-masing tampak seperti mendeskripsikan upacara yang sama, baik lengkap maupun tidak, dengan sentuhan personal si pembicara, dan pada dasarnya semua cerita tersebut secocok.
6 .Bagaimanapun juga, sidang pengadilan para Templar berakhir dengan tumpasnya ordo tersebut. Tetapi, walaupun sudah dibubarkan “secara resmi”, ia tidak benar-benar musnah. Selama penangkapan tiba-tiba pada tahun 1307, beberapa Templar lolos, dan berhasil menutupi jejak mereka. Menurut tesis yang berdasarkan pada berbagai dokumen sejarah, sejumlah besar mereka berlindung di satu-satunya kerajaan di Eropah yang tidak mengakui kekuasaan Gereja Katolik di abad keempat belas, yaituScotlandia. Di sana, mereka menyusun kekuatan kembali di bawah perlindungan Raja Scotlandia, Robert the Bruce. Tak lama kemudian, mereka menemukan penyamaran yang tepat untuk melanjutkan gerakan rahasia mereka: mereka menyusup ke dalam gilda (syarikat sekerja) terpenting di Kepulauan Inggeris abad pertengahan — lodge (pemondokan) para tukang batu, dan segera, mereka menguasai lodge-lodge ini sepenuhnya.
7.Loge para tukang batu berganti nama pada awal era modern, dengan “Lodge masonik”. Ritual Scot merupakan cabang Masonry tertua, dan berasal mula di awal abad keempat belas, dari para Templar yang berlindung di Scotlandia. Dan, nama-nama yang diberikan kepada tingkat tertinggi dalam Ritual Scot adalah gelar-gelar yang diberikan kepada para kesatria dalam ordo Templar berabad-abad sebelumnya.
Pendeknya, para Templar tidak tertumpas, sebaliknya filasafat serta berbagai kepercayaan dan upacara mereka tetap berlangsung di balik samaran Freemasonry. Tesis ini didukung oleh banyak bukti sejarah, dan diterima saat ini oleh banyak ahli sejarah Barat, baik mereka anggota Freemasonry ataupun tidak. Dalam buku kami, Ordo Masonik Baru, bukti ini dikaji secara terperinci.

Para Pejuang dan Para penganalisis Bank: sebuah buku tentang Ksatria Templar.
Tesis yang mengusut akar Masonry ke Ordo Templar seringkali dirujuk di dalam majalah-majalah yang diterbitkan oleh para Mason untuk kalangannya sendiri. Para Mason sangat menerima pendapat ini. Salah satu majalah ini bernama Mimar Sinan (terbitan Freemason Turki), yang menggambarkan hubungan antara Ordo Templar dengan Freemasonry dalam kata-kata berikut ini:
Di tahun 1312, ketika Raja Prancis, di bawah tekanan Gereja, membubarkan Ordo Templar dan memberikan hak-hak mereka kepada para Kesatria St. John di Jerusalem, aktiviti para Templar tidak berhenti. Sebahagian besar Templar berlindung di berbagai lodge Freemason yang beroperasi di Eropah pada saat itu. Pemimpin para Templar,Mabeignac, bersama beberapa anggota lainnya, mendapatkan perlindungan di Scotlandia dengan menyamar sebagai seorang tukang batu bernama Mac Benach. Raja Scot, Robert the Bruce, menyambut mereka dan mengizinkan mereka mengembangkan pengaruh besar terhadap lodge-lodge Mason di Scotlandia. Sebagai hasilnya, lodge-lodge Scot meraih peranan penting dari sisi keahlian dan idea-idea mereka.
Freemason masa kini menggunakan nama Mac Benach dengan penuh hormat. Para Mason Scot, yang mewarisi pusaka para Templar, mengembalikannya ke Prancis bertahun-tahun kemudian dan membangun dasar bagi ritual yang dikenal sebagai Ritual Scot di sana.
8.

Majalah Mimar Sinan, publikasi Masonik Turki yang ditujukan untuk anggotanya sendiri
Sekali lagi, Mimar Sinan memberikan banyak informasi tentang hubungan antara Templar dan Freemasonry. Di dalam sebuah artikel berjudul “Templar dan Freemason” dinyatakan bahwa “ritual-ritual upacara pembaiatan Ordo Templar menyerupai Freemasonry masa kini.”
9. Menurut artikel yang sama, sebagaimana di dalam Masonry, para anggota Ordo Templar saling memanggil “saudara”.
10 Pada bahagian akhir artikel tersebut, tercantum:
Ordo Templar dan organisasi Mason saling memengaruhi dengan sangat baik. Bahkan ritual-ritual dari berbagai lembaga begitu mirip sehingga bagaikan disalin dari para Templar. Dalam hal ini, para Mason telah mengidentifikasikan diri mereka kepada para Templar begitu jauh dan dapat dikatakan bahwa apa yang dipandang sebagai esoterisme (kerahasiaan) asli Masonik sampai tingkatan yang penting merupakan warisan dari para Templar. Ringkasnya, sebagaimana kami sebutkan pada judul artikel ini, kita dapat katakan bahwa titik berangkat dari seni megah Freemansory dan garis esoteris—awalnya milik para Templar dan ujung panahnya milik para Freemason.

Akhirnya, kami katakan, jelas bahwa Freemasonry mengakar hingga ke Ordo Templar, dan bahwa para Mason telah mengadoptasikan filsafat ordo ini. Para Mason sendiri menerimanya. Tetapi sudah tentu, hal penting bagi pembahasan kita adalah sifat dasar dari filsafat ini. Apa yang membawa mereka ke situ? Mengapa mereka mengalami perubahan seperti itu di Jerusalem? Apa nampak dari filsafat yang diadoptasikan para Templar ini, melalui perantaraan Masonry, kepada dunia?
PARA TEMPLAR DAN KABBALAH
Sebuah buku yang ditulis oleh dua orang Mason, Christopher Knight dan Robert Lomas, yang berjudul the Hiram Key mengungkapkan beberapa fakta penting tentang akar Freemasonry. Menurut para penulis ini, jelas sekali bahwa Masonry adalah kesinambungan dari para Templar. Namun, selain itu para penulis juga mengkaji asal usul para Templar.
CHAPEL ROSSLYN: SEBUAH KUIL TEMPLAR-MASON
Gereja yang dikenal sebagai “Chapel Rosslyn” dekat Edinburgh, Scotlandia, diketahui sebagai suatu simbol kepercayaan bidaah pagan para Templar. Untuk merekonstruk bangunan ini, dipekerjakan para Mason dan Rosicrucian, penerus para Templar, dan mereka membina seluruh Chapel dengan simbol-simbol yang merepresentasikan filsafat pagan mereka.
Dalam terbitan Masonry Turki, majalah Mimar Sinan, asal usul Masonik dan berbagai elemen pagan pada chapel itu diungkapkan sebagai berikut:
Bukti paling meyakinkan tentang kesatuan Templar dan Mason di Scotlandia adalah benteng dan chapel di desa Rosslyn, 10 km di Selatan Edinburg dan 15 km dari pusat Templar kuno di Balantrodoch. Para Templar hidup di daerah ini dan khususnya di benteng ini setelah tahun 1312 di bawah perlindungan para Baron St. Clair.
…Chapel tersebut dibangun antara tahun 1446-48 oleh Sir William St. Clairyang merupakan salah satu bangsawan utama di Scotlandia dan bahkan di Eropah saat itu. Para Mason dan Rosicrucian melakukan pembangunan. Arkitek kepala dari pembangunan ini adalah Imam Besar Templar, Sir William St. Clair yang membawa para arkitek dan tukang batu mason yang hidup berkelana dari setiap bagian Eropah. Rumah-rumah baru dibangun di desa terdekat dari Rosslyn dan sebuah perkampungan dibuka….

Chapel Rosslyn saat ini dan contoh simbol pagannya.
Perencanaan dan dekorasi chapel ini sungguh unik. Tidak ada contoh semacam itu di Scotlandia atau bahkan di Eropah. Chapel ini dengan sangat tepat menangkap atmosfera kuil Herod dan setiap bahagiannya direka dengan simbol-simbol Masonik. Di antara simbol itu adalah relief di dinding-dinding dan lengkungan-lengkungan yang menggambarkan kepala Hiram dan pembunuhnya, sebuah relief dari suatu upacara pembaiatan, dasar-dasar dari lengkungan, dan kompas-kompas. Selain dari fakta bahwa chapel ini dikonstruks dalam suatu gaya pagan yang nyata, dengan berbagai elemen arkitekture Mesir, Yahudi, Gothik, Norman, Celtik, Skandinavia, Templar, dan Masonik, serta bahwa ia mengandung contoh kerajinan batu yang sangat kaya, salah satu aspek paling menarik darinya adalah bahawa puncak-puncak tiang direka dengan motif kaktus dan jagung, di samping bermacam-macam bentuk tanaman lainnya….
Terdapat sangat banyak elemen dekoratif pagan di dalam chapel ini sehingga seorang pendeta, yang menuliskan kisah tentang pembabtisan yang dilakukan oleh Baron Rosslyn di tahun 1589 mengeluhkan, “karena chapel dipenuhi oleh patung-patung pagan, tidak ada tempat yang sesuai untuk menyelenggarakan Sakramen”. Pada tanggal 31 Agustus 1592, berkat tekanan yang dilakukan terhadap Baron Oliver St. Claire dari Rosslyn, altar chapel yang bergaya pagan dihancurkan. (Tamer Ayan, “Ordo Royal Skot; Lembaga Masonik Tertua yang Diketahui” Mimar Sinan, 1998, No. 110, hlm. 18-19)
Menurut tesis mereka, para Templar mengalami perubahan besar ketika mereka berada di Jerusalem. Di tempat asal agama Kristian ini, mereka justru mengadoptasikan doktrin-doktrin lain. Pada akarnya terdapat sebuah rahsia yang mereka temukan di dalam kuil Sulaiman di Jerusalem, yang reruntuhannya mereka selidiki. Para penulis menjelaskan bahwa para Templar berdalih dengan peranan mereka yang diakui sebagai pelindung penziarah Kristian yang mengunjungi Palestin, tetapi tujuan mereka yang sebenarnya sangat berbeda:
Tidak ada bukti bahwa para Templar pendiri ini pernah memberi perlindungan kepada penziarah, tetapi sementara itu kita segera menemukan bahwa terdapat bukti yang meyakinkan bahwa mereka memang melakukan penggalian yang intensif di bawah reruntuhan Kuil Herod….
Para penulis Kunci Hiram bukanlah satu-satunya yang menemukan bukti tentang ini. Sejarawan Perancis, Gaetan Delaforge membuat pernyataan yang sama:
Tugas sebenarnya dari sembilan kesatria itu adalah melakukan penyelidikan di daerah tersebut untuk mendapatkan berbagai barang peninggalan dan naskah yang berisi intisari dari tradisi-tradisi rahasia Yahudi dan Mesir kuno.

Kunci Hiram: Fir’aun, Freemason, dan Penemuan Perkamen Rahsia Jesus.
Pada akhir abad kesembilan belas, Charles Wilson dari Royal Engineers mulai melakukan penggalian semula di Jerusalem. Dia sampai kepada pendapat bahwa para Templar telah mendatangi Jerusalem untuk mempelajari reruntuhan kuil tersebut. Wilson menemukan jejak-jejak penggalian dan ekskavasi di bawah pondasi kuil tersebut, dan menyimpulkan bahwa hal ini dilakukan dengan peralatan milik para Templar. Barang-barang ini masih ada di dalam koleksi Robert Brydon, yang memunyai arkip yang sangat luas tentang informasi mengenai para Templar.
Para penulis The Hiram Key berpendapat bahwa penggalian-penggalian para Templar ini bukannya tanpa hasil; karena di Jerusalem ordo tersebut menemukan berbagai peninggalan tertentu yang mengubah cara mereka memandang dunia. Selain itu, banyak peneliti berpendapat serupa. Mestilah ada sesuatu yang menuntun para Templar, walau pada faktanya mereka sebelumnya adalah pengikut Kristian dan datang dari bahagian dunia Kristian, untuk mengadaptasikan suatu sistem keimanan dan filsafat yang sepenuhnya berbeda dari agama Kristian, mejayakan misi-misi bidaah, dan melakukan berbagai upacara sihir.
Menurut pandangan umum dari banyak peneliti, “sesuatu” itu adalah Kabbalah (Qabbala).
Arti kata Kaballah adalah “tradisi lisan”. Berbagai ensiklopedia dan kamus mendefinisikannya sebagai suatu cabang mistik agama Yahudi dan hanya dipahami sedikit orang. Menurut definisi ini, Kabbalah mempelajari erti tersembunyi dari Taurat dan naskah agama Yahudi. Tetapi, ketika kita mengkaji masalah ini lebih dekat, kita menemukan berbagai faktanya adalah sesuatu yang sama sekali berbeda. Fakta-fakta ini membawa kita kepada kesimpulan bahwa Kabbalah adalah suatu sistem yang berakar kepada penyembahan dan pemujaan berhala; bahwa ia ada sebelum Taurat, dan menjadi tersebar luas bersama agama Yahudi setelah Taurat diturunkan.
Fakta yang menarik tentang Kabbalah ini dijelaskan oleh sumber yang sama menariknya. Murat Ozgen, seorang Freemason Turki, menulis sebagai berikut ini di dalam bukunya,Masonluk Nedir ver Nasildir? (Apa dan Seperti Apa Freemasonry Itu?):
Kita tidak mengetahui dengan jelas dari mana Kabbalah datang atau bagaimana ia berkembang. Ia adalah nama umum untuk sebuah filsafat yang unik, berbentuk metafisik, esoterik, dan mistik, yang terutama berhubungan dengan agama Yahudi. Ia diterima sebagai ilmu kebatinan Yahudi, tetapi sebahagian elemen yang dikandungnya menunjukkan bahwa ia terbentuk jauh lebih dahulu dari Taurat.15
Ahli sejarah Perancis, Gougenot des Mousseaux, menjelaskan bahwa Kabbalah memang jauh lebih tua daripada agama Yahudi.

Walaupun berkembang dengan agama Yahudi, Kabbalah tergantung pada sumber-sumber dari luarnya. Kabbalah muncul dari kepercayaan pagan dari Mesir Kuno dan Mesopotamia.
Ahli sejarah Yahudi, Theodore Reinach, mengatakan bahwa Kabbalah merupakan “suatu racun teramat halus yang menyusupi dan memenuhi nadi agama Yahudi.”  Solomon Reinach mendefinisikan Kabbalah sebagai “salah satu penyimpangan fikiran manusia yang terburuk”.
Alasan Reinach menyatakan Kabbalah sebagai “salah satu penyimpangan fikiran manusia yang terburuk” adalah karena doktrinnya sebagian besar berhubungan dengan ilmu sihir. Selama ribuan tahun, Kabbalah telah menjadi salah satu batu loncatan bagi setiap jenis upacara sihir. Para rabbi yang mempelajari Kabbalah dipercaya memiliki kekuatan ghaib yang besar. Juga, banyak non-Yahudi yang telah terpengaruh dengan Kabbalah, dan mencuba mempraktikkan ilmu sihir dengan menggunakan doktrin-doktrinnya. Kecenderungan esoterik yang terjadi di Eropah selama akhir Abad Pertengahan, khususnya sebagaimana yang dipraktikkan oleh para ahli kimia, sangat banyak yang berakar dari Kabbalah.
Hal ini sungguh aneh, jika kita memandang Yahudi sebagai sebuah agama Monoteistik, yang diawali dengan turunnya Taurat kepada Musa a.s. Kenyataannya, di dalam agama ini ada sebentuk sistem yang disebut Kabbalah, yang mengadoptasi praktik-praktik dasar sihir yang dilarang oleh agama. Hal ini memperkuat apa yang telah disebutkan sebelumnya, dan menunjukkan bahwa Kabbalah sebenarnya merupakan elemen yang menyusup ke dalam agama Yahudi dari luar.
Tetapi, apa sumber dari elemen ini? 
Ahli sejarah Yahudi Fabre d’Olivet menyebutkan bahwa Kabbalah berasal dari Mesir Kuno. Menurut penulis ini, Kabbalah mengakar hingga ke Mesir Kuno. Kabbalah merupakan suatu tradisi yang dipelajari oleh sebagian pemimpin Bani Israil di Mesir Kuno, dan diteruskan sebagai tradisi dari mulut ke mulut, dari generasi ke generasi.
Karena itulah, kita harus melihat ke Mesir Kuno untuk menemukan sumber utama dari rantai Kabbalah-Templar- Freemasonry ini.
DUNIA GELAP KABBALAH
Ahli sejarah Yahudi, Theodore Reinach, menggambarkan Kabbalah sebagai “suatu racun teramat halus yang menyusupi dan memenuhi nadi agama Yahudi.” Solomon Reinach mendefinisikan Kabbalah sebagai “salah satu penyimpangan fikiran manusia yang terburuk”. Gambar-gambar karya pengikut Kabbalah modern ini merefleksikan dunia gelap Kabbalah.
AHLI-AHLI SIHIR MESIR KUNO
Mesir Kuno dengan para fir’aunnya adalah salah satu peradaban tertua di dunia; juga yang paling penindas. Monumen-monumen megah yang masih tersisa dari Mesir Kuno — berbagai piramid, sphinx, dan obelisk — dibangun oleh ratusan ribu budak, yang bekerja hingga hampir mati, di bawah lecutan cambuk dan ancaman kelaparan. Para Fir’aun, penguasa mutlak di Mesir, ingin direpresentasikan sebagai dewa dan disembah oleh manusia.
Salah satu sumber pengetahuan tentang Mesir Kuno adalah berbagai prasejarah mereka. Pra sejarawan ini ditemukan di abad kesembilan belas dan setelah kerja keras, abjad Mesir dapat diuraikan, memperjelas begitu banyak informasi tentang negeri ini. Namun, karena ditulis oleh ahli sejarah resmi negara, berbagai prasejarah ini penuh dengan cerita-cerita yang bias yang dimaksudkan untuk memuja-muja negara.
Bagi kita, tentu saja, sumber pengetahuan terbaik tentang masalah ini adalah Bible.
Di dalam Alkitab, di dalam kisah Musa, kita memperoleh informasi penting tentang sistem di Mesir. Ayat-ayat tersebut mengungkapkan bahwa terdapat dua titik fokus kekuatan di Mesir: Fir’aun dan dewan pembesarnya. Dewan ini memiliki pengaruh penting terhadap Fir’aun. Fir’aun sering berkonsultasi dengan mereka dan senantiasa mengikuti anjuran mereka. Ayat yang dikutip di bawah menunjukkan pengaruh dewan ini terhadap Fir’aun:
Dan Musa berkata: “Hai Fir’aun, sesungguhnya aku ini adalah seorang utusan dari Tuhan semesta alam, wajib atasku tidak mengatakan sesuatu terhadap Allah, kecuali yang hak. Sesungguhnya aku datang kepadamu dengan membawa bukti yang nyata dari Tuhanmu, maka lepaskanlah kaumku (pergi) bersama aku”.
Fir’aun menjawab: “Jika benar kamu membawa sesuatu bukti, maka datangkanlah bukti itu jika (betul) kamu termasuk orang-orang yang benar”.
Maka Musa menjatuhkan tongkatnya, lalu seketika itu juga tongkat itu menjadi ular yang sebenarnya.
Dan ia mengeluarkan tangannya, maka ketika itu juga tangan itu menjadi putih bercahaya (kelihatan) oleh orang-orang yang melihatnya.
Pemuka-pemuka kaum Fir’aun berkata: “Sesungguhnya Musa ini adalah ahli sihir yang pandai yang bermaksud hendak mengeluarkan kamu dari negerimu”. (Fir’aun berkata): “Maka apakah yang kamu anjurkan?”
Pemuka-pemuka itu menjawab: “Beri tangguhlah dia dan saudaranya serta kirimlah ke kota-kota beberapa orang yang akan mengumpulkan (ahli-ahli sihir), supaya mereka membawa kepadamu semua ahli sihir yang pandai“.

Sebuah naskah tulisan Mesir Kuno
Patut diperhatikan bahwa perkataan tersebut diutarakan oleh suatu dewan yang menasihati Fir’aun, yang menghasutnya melawan Musa, dan merekomendasikan kepadanya metod-metod tertentu. Jika kita amati catatan sejarah Mesir, kita melihat bahwa dua komponen utama dewan ini adalah tentara dan pendeta.
Tidak perlu dijelaskan lagi pentingnya tentara; ia merupakan kekuatan militan utama dari rejim Fir’aun. Tetapi, kita mesti mengamati lebih dekat lagi peranan para pendeta. Para pendeta Mesir Kuno merupakan golongan yang disebutkan di dalam Alkitab sebagai ahli-ahli sihir. Mereka merepresentasikan sekte yang mendukung rejim. Mereka dipercayai memiliki kekuatan khusus dan menguasai pengetahuan rahsia. Dengan otoriti ini mereka memengaruhi rakyat Mesir, dan mengukuhkan posisi mereka di dalam pemerintahan Fir’aun. Golongan ini, yang diketahui dari catatan sejarah Mesir sebagai “Para Pendeta Amon”, memusatkan perhatian mereka untuk mempraktikkan ilmu sihir dan memimpin sekte pagan mereka; selain itu, mereka juga mempelajari berbagai ilmu pengetahuan seperti astronomi, matematik dan geometri.

Pendukung terpenting rezim Fir’aun di Mesir Kuno adalah golongan pendeta (tukang sihir). Kepercayaan mereka di kemudian hari membentuk akar dari Kabbalah dan dari situ berpindah ke Masonry.
Golongan pendeta ini adalah sebuah ordo tertutup yang memiliki (begitu yang mereka anggap) pengetahuan khusus. Ordo semacam ini biasanya dikenal sebagai organisasi esoterik. Di dalam majalah bernama Mason Dergisi (Jurnal Masonik), terbitan yang tersebar di antara pengikut, secara khusus disebutkan tentang pendeta-pendeta Mesir Kuno.
Bersamaan dengan berkembangnya pemikiran pada manusia, ilmu pengetahuan mengalami kemajuan dan bersama itu, jumlah rahsia pun meningkat di dalam pengetahuan pada sistem esoterik. Dalam perkembangan ini, kegiatan esoterik, yang pertama muncul di Timur, di Cina dan Tibet, dan kemudian menyebar ke India, Mesopotamia, dan Mesir, membentuk asas pengetahuan kependetaan yang telah dipraktikkan selama ribuan tahun dan membentuk asas kekuatan pendeta di Mesir.

Bagaimana terjadinya hubungan antara filsafat esoterik para pendeta Mesir Kuno dan Freemason saat ini? Mesir Kuno suatu contoh klasik di dalam Alkitab tentang sistem politik tanpa tuhan musnah ribuan tahun yang lalu. Mungkinkah ia memunyai pengaruh sekarang ini?
Untuk menemukan jawaban atas pertanyaan ini, kita harus melihat berbagai kepercayaan para pendeta Mesir Kuno yang berhubungan dengan asal usul alam semesta dan kehidupan.
KEPERCAYAAN MESIR KUNO DALAM EVOLUSI KAUM MATERIALIS

Di dalam buku mereka, The Hiram Key, penulis Mason berkebangsaan Inggris, Christopher Knight dan Robert Lomas, berpendapat bahwa Mesir Kuno memiliki posisi penting dipandang dari segi asal usul Masonry. Menurut kedua penulis ini, gagasan terpenting yang telah mencapai Masonry modern dari Mesir Kuno adalah tentang alam semesta yang ada oleh dan dari dirinya sendiri, lalu berkembang melalui kebetulan. Mereka menjelaskan gagasan yang menarik ini dengan kata-kata berikut:
Orang Mesir percaya bahwa materi selalu ada; mereka menganggap tidak logis pendapat tentang sebentuk tuhan yang membuat sesuatu dari ketiadaan mutlak. Mereka berpandangan bahwa permulaan dunia adalah ketika keteraturan muncul dari kekacauan, dan semenjak itu terjadi pertarungan antara kekuatan pengaturan dan kekacauan… keadaan kacau ini dinamai Nun, dan seperti penggambaran orang Sumeria…, yang ada hanyalah adalah sebuah jurang dalam, berair, gelap tanpa cahaya matahari yang padanya terdapat suatu kekuatan, daya penciptaan yang memerintahkan keteraturan bermula. Kekuatan latin di dalam zat kekacauan ini tidak mengetahui keberadaan dirinya; ia adalah suatu kemungkinan, sebuah potensi yang berjalin di dalam acaknya ketidakteraturan.
Akan teramati bahwa kepercayaan yang dideskripsi di atas selaras dengan apa yang menjadi pendirian materialis masa kini, yang didukung oleh agenda komuniti ilmiah dengan berbagai istilah seperti “teori evolusi”, “teori chaos”, dan “pengaturan esensial dari materi”. Knight dan Lomas meneruskan pembahasan terdahulu dengan mengutarakan:
Yang menakjubkan, penggambaran tentang penciptaan ini dengan sempurna mendeskripsikan pandangan yang dipegang oleh sains modern, terutama “teori chaos” yang telah menunjukkan berbagai rekaan komplex yang berkembang dan berulang secara matematis di dalam peristiwa-peristiwa sama sekali tak terstruktur.

“Pandangan-dunia” dari Mesir Kuno tidak terkubur dengan patung-patung ini, tetapi dibawa hingga ke masa kini oleh masyarakat rahsia yang menganggap diri mereka sebagai pewaris Mesir Kuno…
Knight dan Lomas mengklaimkan bahwa terdapat keselarasan antara kepercayaan Mesir Kuno dengan sains modern, tetapi apa yang mereka maksudkan dengan sains modern, sebagaimana telah ditekankan, adalah konsep-konsep materialis seperti teori evolusi dan teori chaos. Walau pada kenyataannya teori-teori ini tidak memiliki dasar ilmiah, mereka telah dipaksakan pada bidang sains selama dua abad lalu, dan ditampilkan seakan memiliki kelayakan ilmiah. (Pada bahagian berikut kita akan mengkaji siapa yang telah memaksakan teori-teori ini pada dunia ilmiah.)
Sekarang, kita sampai ke poin penting dari tahapan buku ini. Mari kita ringkaskan apa yang telah kita temukan sejauh ini.

1. Kita memulai pembahasan dengan membicarakan Ordo Templar yang dianggap sebagai asal muasal Freemasonry. Kita telah melihat bahawa, walaupun didirikan sebagai sebuah ordo Kristen, Templar dipengaruhi oleh doktrin-doktrin rahsia yang mereka temukan di Jerusalem, lalu meninggalkan sepenuhnya agama Kristian dan menjadi organisasi antiagama yang mempraktikkan pemujaan bidaah.

2. Ketika kita mempertanyakan doktrin apa ini yang memengaruhi Templar, kita temukan bahwa ia pada dasarnya adalah Kabbalah.

3. Ketika kita mengkaji Kabbalah, kita menemukan bukti bahwa, betapapun banyaknya ia mungkin menyerupai mistisisme Yahudi, ia adalah sebuah doktrin pagan yang lebih tua dari agama Yahudi, yang kemudian menyusupinya, dan bahwa akarnya yang sebenarnya ditemukan di Mesir Kuno.

4. Mesir Kuno diperintah oleh sistem pagan Fir’aun, dan di sana kita temukan sebuah gagasan yang membentuk dasar dari filsafat ateistis modern: bahwa alam semesta ada dengan sendirinya, dan berkembang oleh kebetulan.
Semua ini jelas melukis sebuah gambar yang menarik. Apakah dengan kebetulan belaka filsafat para pendeta dari Mesir Kuno masih tumbuh pesat, dan bahawa terdapat jejak rantai (Kabbalah-Templar-Masonry) yang bertanggung jawab meneruskan supremasi filsafat ini ke masa kini?
Mungkinkah para Mason, yang telah membuat jejak mereka di sejarah dunia semenjak abad kedelapan belas, dengan menimbulkan berbagai revolusi, mengemukakan sistem-sistem filsafat dan politis, merupakan pewaris dari para ahli sihir di Mesir Kuno?
Untuk memperjelas jawaban dari pertanyaan itu, pertama kali kita harus mengkaji lebih dekat lagi berbagai peristiwa sejarah yang hingga sekarang hanya kita uraikan dengan singkat.
1 World Book Encyclopedia, “Crusades,” Contributor: Donald E. Queller, Ph.D., Prof. of History, Univ. of Illinois, Urbana-Champaign, World Book Inc., 1998
2 Geste Francorum, or the Deeds of the Franks and the Other Pilgrims to Jerusalem, trans. Rosalind Hill, London, 1962, hal.91, (penekanan ditambahkan)
3 August C. Krey, The First Crusade: The Accounts of Eye-Witnesses and Participants, Princeton & London, 1921, hal.261, (penekanan ditambahkan)
4 August C. Krey, The First Crusade: The Accounts of Eye-Witnesses and Participants, Princeton & London, 1921, hal.262
5 Michael Baigent, Richard Leigh, The Temple and the Lodge, London, Corgi Books, 1990, hal. 78-81
6 Nesta H. Webster, Secret Societies And Subversive Movements, Boswell Publishing Co., Ltd., London, 1924, Chapter 3
7 For this thesis about Freemasonry, see. John J. Robinson, Born in Blood: The Lost Secrets of Freemasonry, New York, M. Evans & Company, 1989
8 Ender Arkun, “Masonlarin Dusunce Evrimine Katkisina Kisa Bir Bakis” (A Short Look at the Contribution of Freemasonry to the Evolution of Thought), Mimar Sinan, 1990, No. 77,hal.68, (penekanan ditambahkan)
9 Teoman Biyikoglu, “Tampliyeler ve Hurmasonlar” (Templars and Freemasons), Mimar Sinan, 1997, No.106hal.11, (penekanan ditambahkan)
10 Teoman Biyikoglu, “Tampliyeler ve Hurmasonlar” (Templars and Freemasons), Mimar Sinan, 1997, No.106, hal.9, (penekanan ditambahkan)
11 Teoman Biyikoglu, “Tampliyeler ve Hurmasonlar” (Templars and Freemasons), Mimar Sinan, 1997, No.106hal.19, (penekanan ditambahkan)
12 Christopher Knight and Robert Lomas, The Hiram Key, Arrow Books, 1997, hal.37
13 G. Delaforge, The Templar Tradition in the Age of Aquarius; Christopher Knight, Robert Lomas, The Hiram Key, hal.37, (penekanan ditambahkan)
14 C. Wilson, The Excavation of Jerusalem, Christopher Knight, Robert Lomas, The Hiram Key, hal.38
15 Murat Ozgen Ayfer, Masonluk Nedir ve Nasildir? (What is Freemasonry and What is it Like?), Istanbul 1992, hal.298-299, (penekanan ditambahkan)
16 Gougenot des Mousseaux in Le Juif, La Judaïsme et la Judaïsation des Peuples Chrétiens, 2nd edition, 1886, hal. 499
17 Nesta H. Webster, Secret Societies And Subversive Movements, Boswell Publishing Co., Ltd., London, 1924; hal.9
18 Theodore Reinach, Histoire des Israélites, hal.221, and Salomon Reinach, Orpheus, hal. 299, (penekanan ditambahkan)
19 Fabre d’Olivet, La Langue Hébraïque, 1815, hal.28, (penekanan ditambahkan)
20 Mason Dergisi (The Journal of Freemasonry), No. 48-49, hal.67, (penekanan ditambahkan)
21 Christopher Knight, Robert Lomas, The Hiram Key, Arrow Books, London, 1997, hal. 131, (penekanan ditambahkan)
22 Christopher Knight, Robert Lomas, The Hiram Key, Arrow Books, London, 1997, hal. 131

No comments:

Post a Comment